Jakarta, 18 Desember 2019 - MyProtection News
Apakah Anda memiliki teman atau keluarga yang mendadak marah-marah tanpa sebab yang jelas? Atau bahkan Anda sendiri merasa sering marah dan kesal tanpa alasan. Berbeda dengan beberapa penyakit fisik yang mungkin gejalanya bisa dideteksi (dan tentunya bisa dicover oleh asuransi kesehatan Perlindungan Kesehatan Prima). Penyebab marah-marah ternyata bisa disebabkan beberapa kondisi fisik dan psikologis. Simak ulasannya dari MyProtection berikut ini!
Dikutip dari HelloSehat.com, menurut Julie de Azevedo Hanks, Ph.D, LCSW, psikolog konseling keluarga, kurang tidur dapat mempengaruhi emosi seseorang. Saat Anda kelelahan karena kurang tidur, kinerja otak pun ikut menurun. Akhirnya anda jadi kurang fokus, mudah teralihkan, hingga mudah meledak. Bayangkan jika Anda sudah merasa lelah dan stress akibat deadline kerja mepet, rasanya kesalahan kecil bisa membuat anda merasa sangat kesal.
Oleh karena itu, jangan lupa untuk istirahat cukup dan coba melakukan stretching ringan untuk membuat tubuh serta emosi kembali relaks!
Tanpa disadari, terkadang emosi yang meledak bisa disebabkan oleh penyakit tertentu. Contohnya hipertiroidisme yang sering diidap oleh wanita. Penyakit satu ini berkaitan erat dengan metabolism tubuh. Jika kadar hormone tiroid dalam tubuh berlebihan, maka bisa membuat anda merasa gelisah dan mudah marah.
Penyakit lain seperti kolestrol dan diabetes juga bisa mempengaruhi suasana hati Anda. Obat statin yang biasa digunakan untuk mengontrol kolestrol dapat mengurangi kadar hormone serotonin dalam tubuh. Sedangkan hormone serotonin sendiri bertugas untuk membuat Anda merasa senang. Jadi, ketika level hormone serotonin Anda rendah, bisa jadi anda merasa lebih murung dari biasanya.
Depresi juga bisa membuat emosi Anda meluap-luap. Hanks mengatakan bahwa seseorang yang suka marah tanpa alasan jelas mungkin mengidap depresi. Tidak jarang orang tidak menyadari bahwa dirinya menderita depresi. Terlebih lagi, sebagian orang juga tidak familiar dengan gejala awal depresi.
Gejala depresi bisa meliputi rasa putus asa, emosi yang tidak stabil atau mudah meledak, hingga mendorong orang melakukan hal-hal beresiko. Karenanya, pastikan Anda mengenali kesehatan mental Anda. Apakah rasa amarah ini disebabkan penyakit fisik atau gangguan psikologis. Depresi dapat diatasi jika diberikan penanganan tepat sesegera mungkin. Semangat!
Borderline personality disorder atau gangguang kepribadian ambang adalah keadaan yang membuat penderitanya mengalami perubahan suasana hati dan Citra diri secara dratis dan impulsive. Penderita BPD memiliki pola piker dan cara pandang yang sedikit berbeda dengan orang pada umumnya. Terkadang BPD membuat penderitanya sulit menjalin hubungan sehat dengan orang-orang di sekitarnya.
Salah satu gejala BPD adalah perubahan suasana hati yang tidak stabil. Dalam waktu tertentu penderita BPD mungkin merasa kosong dan hampa. Namun pada waktu yang berbeda ia bisa merasakan amarah yang kuat. Jika kamu merasakan gejala BPD, sebaiknya segera berkonsultasi dengan pihak yang tepat.
Para wanita pasti familiar dengan istilah yang satu ini. PMS atau pre-menstrual syndrome. Menjelang waktunya Anda kedatangan tamu bulanan, mungkin Anda merasa mudah lapar, emosional dan lebih mudah marah. Namun, sebagian wanita mengalami gejala depresi saat PMS yang lebih parah dari biasanya. Gejala ini disebut dengan Pre-menstrual Dysphoric Disorder. Seorang wanita yang mengalami PMDD mungkin akan merasakan kegelisahan, depresi akut, dan luapan emosi kira-kira 5 – 11 hari sebelum menstruasi terjadi.
Jangan lupa untuk selalu mengecek kembali keadaaan emosi Anda. Emosi negatif yang berlebihan bisa membuat tubuh ikut sakit.
Salam,
Sahabat MyProtection
Baca juga: Fitur baru asuransi kesehatan MyProtection, konsultasi dokter dari HPmu!
Jakarta, 16 Maret 2020 - MyProtection News
Mendidik anak untuk menjad cerdas tidak cukup dengan memasukan anak ke sekolah, mendaftarkannya mengikuti segudang les, ataupun terbatas pada ukuran akademik.
Sebaliknya, anak yang cerdas lahir dari pola didikan orang tua yang tepat serta efektif dan dibutuhkan proses panjang serta kompleks.
Berikut ini beberapa tips parenting rekomendasi psikolog yang bisa Anda tiru:
Sebagai orang tua, tentunya Anda ingin memberikan yang terbaik kepada anak. Anda mungkin tergoda untuk mengatur jadwal anak dan memilihkan sekolah atau les untuk anak Anda agar ia bisa tumbuh dengan skill yang dibutuhkan.
Namun, kecerdasan anak tumbuh dari imajinasi, eksplorasi, dan bermain sesuka hati. Berikan anak Anda kesempatan untuk mencoba banyak hal dan belajar dari pengalamannya. Wajar bagi anak kecil untuk merasa penasaran dan cepat bosan,terutama jika disodorkan dengan jadwal padat dengan kegiatan yang belum tentu ia sukai.
Teknologi dapat membantu Anda serta anak dalam lingkup edukasi. Berbagai tontonan serta permainan interaktif bisa merangsang kognitif anak.
Misalnya penggunaan virtual reality bisa mengajarkan anak terhadap kejadian di masa lalu atau masa depan seperti kehidupan zaman pra sejarah atau permainan petualangan. SehinggaAnak bisa ikut merasakan kejadian di dalamnya.
Soal pertemanan, tentu saja memiliki banyak teman bisa jadi hal yang baik untuk anak. Melalui teman, si kecil belajar bersosialisasi, beradaptasi, dan bernegosiasi. Hanya saja, Anda tetap harus memperhatikan dengan siapa saja anak berteman. Berikan pengertian kepada anak untuk menghindari teman yang membawa pengaruh buruk seperti mengajak berbohong, suka memukul, atau sering melawan guru. Karena pertemanan yang buruk bisa merusak kebiasaan baik.
Gaya parenting Anda yang sudah baik harus didukung dengan sekolah dan guru yang baik pula. Ketika anak mulai bersekolah, maka setidaknya anak akan menghabiskan 4 – 6 jam di sekolah. Sehingga kebiasaan baik yang ada di rumah harus didukung dengan guru dan sistem pendidikan memadai. Anda juga harus mempertimbangkan minat dan bakat anak. Sehingga Anda bisa membantu mempersiapkan rencana pendidikan yang tepat untuk anak.
Setiap anak memiliki karakter dan keunggulannya masing-masing. Orang tua memang menginginkan yang terbaik untuk buah hatinya. Namun, peran orang tua adalah mengarahkan minat dan bakat anak dan memberi fasilitas sebaik mungkin.
Misalnya, mungkin Anda ingin sang buah hati terlibat dengan banyak kegiatan sosial dan punya banyak teman, tetapi bisa jadi si kecil lebih pendiam dan introvert. Sehingga ketika dipaksa bersosialisasi, anak malah akan menjadi gugup dan pemalu. Contoh lainnya adalah ketika si kecil lebih suka bermain atau berolahraga dibanding belajar atau mengikuti les akademik. Coba untuk memahami keinginan dan karakter anak. Selama kebiasaan atau perilaku anak tidak menyimpang, maka Anda cukup mengawasi sambil memberikan arahan yang tepat bagi anak.
Salam,
Sahabat MyProtection