Agar dapat memberikan pencegahan yang tepat, mengenali jenis kecelakaan kerja juga menjadi krusial bagi pihak perusahaan di tempat kerja. Perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 sendiri wajib diterapkan oleh semua jenis perusahaan di berbagai sektornya.
Penerapannya sendiri dapat dilihat melalui penggunaan APD atau alat pelindung diri hingga menaati petunjuk keselamatan kerja yang ada berdasarkan Pasal 86 dan Pasal 87 Undang-Undang Ketenagakerjaan.
Untuk lebih mengetahui apa saja jenis kecelakaan kerja dan penerapan manajemen K3 yang tepat, berikut ini penjelasan lengkapnya!
Pexels
Kecelakaan kerja merupakan sebuah kejadian atau insiden yang dapat terjadi di tempat kerja maupun berhubungan dengan pekerjaan yang dilakukan. Yang dimana kecelakaan tersebut dapat mengakibatkan PAK atau penyakit akibat kerja, cedera, atau hingga kematian.
Selain itu, berdasarkan Permenaker No. 5 Tahun 2021, kecelakaan kerja juga dapat diartikan sebagai kecelakaan yang terjadi di dalam hubungan kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi di perjalanan rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya, hingga penyakit yang ditimbulkan oleh lingkungan kerja.
Agar dapat membedakan jenis-jenis yang ada, berikut beberapa jenis kecelakaan kerja yang dapat terjadi.
Jenis pertama, tertimpa objek di tempat kerja. Kecelakaan ini pada umumnya paling sering terjadi di pabrik maupun proyek lapangan yang banyak menggunakan material.
Banyaknya material tersebut sering kali membuat banyak pekerja tidak dapat mengantisipasi jika ada objek yang terjatuh dan dapat membahayakan dirinya.
Pada umumnya, objek jatuh ini dapat disebabkan berbagai hal, mulai dari mesin yang bermasalah atau bahkan human error yang tidak menempatkan objek dengan benar di tempatnya.
Untuk menghindari hal tersebut, inspeksi berkala menjadi sangat penting dan krusial untuk mengurangi potensi kecelakaan kerja jenis ini menjadi seminimal mungkin yang dapat membuat pekerja cedera hingga mengalami kematian.
Selanjutnya, terpeleset atau terjatuh yang dapat terjadi di lokasi kerja dengan permukaan tidak rata maupun licin. Jenis kecelakaan ini dapat terjadi di perkantoran maupun area pabrik.
Walaupun dianggap bukan sesuatu hal besar, terpeleset atau terjatuh dapat berdampak serius dan memiliki risiko tinggi bagi para pekerja yang ruang lingkup kerjanya berada di ketinggian.
Seperti proyek pembangunan, pertukangan, atau bahkan perbaikan instalasi kabel listrik.
Jenis kecelakaan ini pada para pekerja yang bekerja di sektor tersebut dapat berakibat fatal, apabila mereka terpeleset dan jatuh tanpa menggunakan alat pengaman yang tepat.
Dimana, keselamatan nyawa juga menjadi terancam dan memiliki potensi membahayakan, seperti cacat atau bahkan kehilangan nyawa.
pexels
Kecelakaan lalu lintas juga termasuk ke dalam jenis kecelakaan kerja jika kejadiannya terjadi selama perjalanan berangkat maupun pulang dari lokasi kerja. Pernyataan ini diatur pada Undang-Undang No.3 tahun 1992 di pasal 1 poin 6.
Jenis ini juga terjadi pada perusahaan yang berada di bidang perniagaan maupun pengangkutan yang harus terus menerus melakukan perjalanan.
Dimana, dalam proses dari satu titik ke titik lainnya memiliki potensi kecelakaan lalu lintas yang dapat membahayakan.
Oleh sebab itu, menjadi sangat krusial bagi sebuah perusahaan untuk memberikan tanggung jawab kepada pekerja untuk memberikan pelatihan atau training yang tepat dan memadai terlebih dahulu.
Dengan begitu, perusahaan juga tidak mengalami kerugian dan pekerja yang diturunkan tanggung jawab tersebut telah memenuhi standar dan syarat yang ada, baik dari sisi kemampuan berkendara dan mengemudi dengan baik.
pexels
Selanjutnya, kecelakaan kerja yang disebabkan terkena benda tajam maupun mesin yang dapat terjadi di berbagai sektor pekerjaan yang proses operasionalnya memanfaatkan mesin maupun benda tajam.
Oleh sebab itu, penting bagi perusahaan di sektor tersebut untuk memperhatikan kondisi dan melakukan perawatan secara rutin dengan baik.
Peralatan atau mesin yang digunakan juga harus lolos uji sertifikasi mutu, melakukan inspeksi secara mendalam serta menyusun K3 dengan matang sebelum nantinya diterapkan.
Bukan hanya itu, perusahaan juga harus dapat menyediakan APD atau alat pelindung diri yang sesuai untuk para pekerjanya untuk mengurangi risiko cedera yang diakibatkan penggunaan alat operasional tersebut.
Dengan kemajuan teknologi saat ini, penggunaan mesin yang lebih aman juga dapat menjadi solusi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti mesin yang bisa berhenti jika ada benda asing atau tidak dikenal masuk ke dalamnya.
Selanjutnya, para karyawan yang sering kali melakukan kontak langsung maupun tidak langsung dengan bahan dan zat kimia juga memiliki risiko menghirup gas beracun.
Kecelakaan jenis ini dapat dengan mudah terjadi dan membahayakan para karyawan jika sebuah perusahaan tidak memastikan dengan baik APD yang dikenakan sudah sesuai standar dan aman dari paparan zat kimia.
Menghirup zat kimia atau gas beracun memiliki dampak yang berbeda-beda bagi tubuh, mulai dari keluhan medis seperti fibrosis di paru-paru, reaksi alergi di kulit atau bahkan gangguan mata yang dapat disebabkan karena terlalu sering terpapar gas beracun.
Dengan adanya alat pelindung diri yang tepat dan sesuai dengan standar yang ada, maka para pekerja dapat terhindar dari risiko kecelakaan ini.
Cedera otot dapat terjadi pada banyak orang secara umum, begitu pula dalam dunia kerja. Secara khusus, cedera otot terutama leher dan punggung bisa disebabkan karena membawa barang yang terlalu berat di luar kapasitas.
Untuk menghindari jenis kecelakaan kerja ini terjadi, perusahaan dapat menyediakan atau mempertimbangkan penggunaan alat yang dapat membantu mengurangi beban saat proses pemindahan barang.
Jika hal tersebut tidaklah memungkinkan, perusahaan dan karyawan juga dapat lebih memperhatikan kapasitasnya sendiri, mulai dari berat yang mampu diangkat berdasarkan jarak yang akan ditempuh untuk menghindari cedera otot.
pexels
Polusi suara yang juga termasuk ke dalam kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh penggunaan mesin yang mengeluarkan suara besar dan mampu mengancam kesehatan telinga dan menyebabkan gangguan pendengaran.
Walaupun dianggap sepele, jenis kecelakaan ini ternyata sering terjadi hingga membahayakan para pekerjanya dan memiliki istilah industrial deafness yang merupakan gangguan pendengaran yang disebabkan paparan kebisingan tingkat tinggi.
Para pekerja yang terus menerus terpapar polusi udara ini memiliki risiko mengalami kerusakan gendang telinga dan kehilangan kemampuannya untuk mendengar.
Oleh sebab itu, menjadi sangat krusial bagi perusahaan yang secara rutin dalam operasionalnya menyebabkan polusi udara untuk menyediakan alat pelindung telinga bagi para pekerjanya agar terhindar dari kerusakan pendengaran.
Selain itu, para pekerja juga dapat mengelola gejala industrial deafness ini, seperti melakukan meditasi, penggunaan alat bantu dengar, serta mengubah pola gaya hidup dan mengonsumsi bahan makanan yang lebih sehat.
Pexels
Kecelakaan kerja juga dapat dibedakan berdasarkan klasifikasinya yang terbagi menjadi 3, yaitu berdasarkan jenis, penyebab, serta sifatnya. Simak penjelasan lengkapnya!
Kecelakaan kerja dapat dibedakan berdasarkan jenis insidennya, mulai dari kecelakaan fisik yang melibatkan peralatan, lingkungan fisik, atau bahkan aktivitas yang dilakukan. Ada pula kecelakaan kimia, insiden yang timbul karena paparan bahan kimia berbahaya.
Selanjutnya kecelakaan kerja biologis yang ditimbulkan akibat paparan agen biologis mulai dari virus, bakteri, maupun jamur yang dapat menimbulkan potensi terkena penyakit.
Dan yang terakhir, kecelakaan ergonomis merupakan kecelakaan yang ditimbulkan postur tubuh yang salah atau gerakan yang terus menerus dilakukan tanpa adanya prosedur ergonomis yang benar.
Kecelakaan kerja berdasarkan jenis dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis kecelakaan yang dialami karyawan, sebagai berikut.
Tersandung, jatuh serta terpeleset
Tertumbuk, terjepit, maupun terhantam, dan tertabrak objek maupun oleh pekerja lainnya
Tersengat listrik tegangan tinggi
Terpotong maupun teriris benda tajam
Terkena suhu ekstrem baik suhu rendah maupun tinggi
Terkena efek racun radiasi ataupun efek produk berbahan kimia
Melakukan kegiatan yang membebani fisik secara berlebihan dan dapat menyebabkan cedera otot
Jenis kecelakaan kerja yang ada di atas pada umumnya sering terjadi pada lingkungan kerja, oleh sebab itu sangat disarankan bagi sahabat MyProtection untuk lebih berhati-hati.
Jika sebuah perusahaan telah memberikan fasilitas dan kepastian untuk kenyamanan proses kerja para karyawannya, maka kembali lagi kepada kita sebagai karyawan apakah menjalani pekerjaan sesuai dengan regulasi yang ada agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Selanjutnya, kecelakaan kerja juga dapat dibedakan berdasarkan penyebab yang menimbulkan insiden tersebut. Ada apa saja? Simak di sini!
Kecelakaan kerja disebabkan alat kerja atau mesin, seperti alat pengolahan produk, mesin pertambangan, alat tukang, serta berbagai jenis mesin lainnya di lingkungan kerja.
Kecelakaan kerja disebabkan alat angkutan, seperti kendaraan pendukung pekerjaan yang digunakan untuk kegiatan produksi serta mesin angkut.
Kecelakaan kerja disebabkan lingkungan kerja, seperti contohnya pekerjaan yang ada di ketinggian atau bawah tanah. Ruang lingkup ekstrem tersebut juga dapat membahayakan diri karena pada umumnya memiliki suhu yang ekstrem pula hingga bertekanan tinggi.
Kecelakaan kerja yang terjadi diakibatkan hal tertentu, seperti bahan berbahaya, zat kimia, radiasi, logam berak atau juga sejuk.
Kecelakaan kerja yang disebabkan sumber arus listrik, seperti contohnya gardu listrik, komponen elektronik, serta kabel bertekanan tinggi.
Kecelakaan tersebut sering kali dapat terjadi oleh karyawan berdasarkan tempat kerjanya. Untuk tingkat keparahannya sendiri beragam tergantung pada penyebab kecelakaannya bisa dari ringan hingga berat.
Kecelakaan kerja yang dibedakan berdasarkan sifatnya dapat dilihat dari cedera yang dialami oleh pekerja. Bukan hanya itu, cedera tersebut bisa berupa luka maupun kelainan pada tubuh yang disebabkan kecelakaan. Simak ada apa saja:
Tulang retak, bergeser maupun patah
Memar, terkilir tegang otot hingga nyeri
Pendarahan yang diakibatkan tusukan, goresan serta tikaman
Kerusakan tubuh, seperti hilangnya fungsi pada bagian tubuh tertentu
Keracunan kronis
Luka dalam
Penurunan fungsi bagian tubuh karena bahan kimia secara langsung maupun terkena radiasi
Luka bakar yang disebabkan oleh uap panas, benda cair, api, hingga ledakan
Mati lemas atau kehabisan nafas
Terpapar racun, sampah biologis, bisa berbahaya, bahan organik serta bakteri
Faktor penyebab kecelakaan kerja dapat dilihat melalui 2 teori di bidang ilmu K3, berdasarkan faktor kelalaian manusia, penggunaan alat, material, atau hingga faktor alam. Penjelasan lengkapnya simak di sini!
Teori domino yang dicetuskan oleh Heinrich, membagi penyebab kecelakaan kerja menjadi 5 faktor utama yang saling berkaitan satu sama lain.
Mulai dari kondisi kerja, kelalaian manusia, kondisi kerja tidak aman, kecelakaan atau insiden, hingga cedera.
Berdasarkan teorinya tersebut, kelima faktor tersebut saling berkaitan antara satu sama lain dan jika satu faktor terjadi, maka faktor lainnya akan menerima dampak dan mengalami efek domino.
Seperti contohnya, jika faktor kondisi kerja tidak aman, maka pada akhirnya dapat menimbulkan kelalaian manusia karena tindakan kerja yang tidak aman, kemudian menyebabkan kecelakaan hingga cedera.
Teori Multiple Factor mengungkapkan bahwa faktor kecelakaan kerja dapat dikontribusi ke dalam 4M, yang terdiri Man atau manusia, Machine atau mesin dan peralatan, Media atau lingkungan kerja, serta management atau manajemen kerja.
Faktor manusia pada umumnya meliputi usia, jenis kelamin, keterbatasan kemampuan, kekuatan, motivasi, kondisi emosi, dan sebagainya. Sedangkan mesin merupakan segala peralatan yang dimanfaatkan untuk menunjang proses operasional dari pekerjaan yang dijalankan.
Faktor media merupakan segala faktor yang dipengaruhi oleh lingkungan kerja, seperti suhu, kebisingan, atau hingga getaran.
Dan, yang terakhir faktor manajemen merupakan segala komunikasi, kebijakan, serta hal sebagainya yang menyangkut dengan lingkungan pekerjaan tempat karyawan menjalankan tugasnya.
Agar sahabat MyProtection terhindar dari kecelakaan kerja, terdapat beberapa tips yang dapat dilakukan, seperti:
Menggunakan APD atau Alat Pelindung Diri yang lengkap serta sesuai dengan ketentuan, regulasi, serta standarisasi yang telah ditetapkan K3 dengan begitu kecelakaan kerja yang tidak diinginkan dapat terhindar.
Mengikuti pelatihan atau training yang berkaitan dengan pekerjaan yang akan dijalankan untuk mendapatkan informasi terkait keselamatan selama melakukan pekerjaan.
Menaati aturan serta menggunakan APD sesuai dan lengkap, bukan hanya alat pelindung diri saja, tapi segala peralatan dan mesin yang digunakan juga harus berada dalam kondisi prima dan sesuai dengan standarisasi yang ada.
Monitoring secara rutin untuk memastikan bahwa ruang lingkup dan tempat kerja sudah menerapkan dan menjalankan regulasi serta standarisasi yang tepat sesuai prosedur yang ada.
Nah, itulah berbagai jenis kecelakaan kerja yang dapat terjadi dan dialami para pekerja di ruang lingkup kerja yang dapat membahayakan diri, menyebabkan cedera, atau bahkan potensi kematian.
Hal-hal tersebut dapat menjerat perusahaan berdasarkan hukum yang ada. Terlebih lagi, jika kecelakaan yang terjadi terbukti bentuk kelalaian perusahaan dalam manajemen keselamatan serta kesehatan kerja para karyawannya.
Seperti kurangnya pelatihan yang diberikan ataupun kelalaian merawat mesin atau peralatan operasional yang digunakan, APD yang tidak memadai dan masih banyak lagi. Agar sahabat MyProtection selalu terlindungi, Perlindungan Kesehatan Prima hadir untuk memberikan perlindungan kesehatan yang tepat.
Keunggulan dari Perlindungan Kesehatan Prima meliputi:
Manfaat tambahan Saldo Prima yang memberikan penggantian atas pembelian vitamin atau obat-obatan tanpa perlu melakukan perawatan rawat inap atau rawat jalan.
Santunan tunai harian rawat inap di Rumah Sakit untuk penjamin pertama oleh BPJS Kesehatan.
Pilihan manfaat rawat inap dan rawat jalan sesuai kebutuhan.
Pembayaran klaim secara cashless di lebih dari 1.000 Rumah Sakit di Indonesia
24 jam Contact Center dan Case Monitoring
Layanan eksklusif Personal Medical Assistance
Laporan perhitungan klaim via email
*PT Lippo General Insurance Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
Generasi sandwich, istilah yang saat ini tengah populer di kalangan masyarakat dan menjadi fenomena di beberapa negara berkembang, salah satunya Indonesia.
Sandwich generation sendiri sering kali dikaitkan dengan seorang anak di dalam sebuah keluarga yang harus menghidupi orang tua, keluarga, hingga anak-anaknya di waktu bersamaan.
Karena itu, mereka sering kali memiliki banyak tekanan secara psikis yang dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan mental maupun fisik.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Litbang Kompas di tahun 2022, sandwich generation di Indonesia menyentuh angka 67 persen atau sekitar 56.000.000 jiwa penduduk usia produktif.
Oleh sebab itu, sandwich generation telah menjadi salah satu masalah besar yang dihadapi di tengah masyarakat saat ini. Untuk memahami lebih mendalam terkait apa yang dimaksud dengan generasi ini, dalam artikel ini kita akan bahas mendalam seputar generasi sandwich. Simak informasinya!
Generasi sandwich merupakan sebuah fenomena yang terjadi ketika seseorang harus menghidupi tiga generasi keluarganya, termasuk orang tua, diri sendiri, hingga anaknya.
Sandwich generation merupakan sebuah istilah yang pertama kali dibuat oleh Dorothy A. Miller, profesor asal Kentucky University, dalam bukunya Social Work di tahun 1981.
Menurutnya fenomena ini dapat dianalogikan sebagai sebuah roti sandwich, di mana orang tua dan anak disebut sebagai roti lapisan atas dan bawah dengan orang yang berada di posisi generasi sandwich sebagai isi atau daging roti tersebut yang terhimpit di antara dua roti tersebut.
(instagram: katadatacoid)
Generasi sandwich sendiri sangat umum dan sering terjadi di Indonesia. Di mana, berdasarkan data statistik dari Badan Pusat Statistik atau BPS di tahun 2017, terdapat 77,82 persen keluarga yang mengalami fenomena ini dan hanya sekitar 7 persen yang mampu menopang kehidupannya sendiri melalui investasi atau uang pensiun.
Selain itu, data juga menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen lansia memilih tinggal bersama anak, menantu, dan cucu di satu rumah yang sama.
Dan hanya 20 persen lansia yang tinggal dengan pasangannya. Sedangkan 9 persen usia lansia memutuskan hidup sendiri dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Sandwich Generation sendiri dapat dibagi ke tiga tipe, yang terdiri dari traditional sandwich generation, club sandwich generation, dan open-faced generation. Apa perbedaannya? Simak penjelasan berikut.
Tipe yang pertama merupakan golongan yang umum terjadi dalam masyarakat. Lingkup keuangan dari generasi sandwich tradisional mencakup tanggung jawab finansial terhadap orang tua yang sudah lanjut usia, pasangan, dan anak-anak mereka.
Individu yang termasuk dalam kategori ini sering kali harus mengelola keuangan untuk tiga generasi sekaligus, yang bisa menjadi beban yang cukup berat.
Besar kemungkinan orang yang termasuk dalam jenis ini akan mewariskan status ini kepada anak-anak mereka.
Hal ini terjadi karena anak-anak mereka melihat dan mengalami langsung bagaimana orang tua mereka berjuang untuk memenuhi kebutuhan keluarga besar.
Akibatnya, mereka mungkin merasa berkewajiban untuk melakukan hal yang sama ketika mereka dewasa nanti.
Dengan demikian, mereka terjebak dalam rantai ini, yang bisa berlanjut dari generasi ke generasi tanpa ada perubahan signifikan dalam pola pengelolaan keuangan keluarga.
Selain itu, tekanan finansial yang dihadapi oleh generasi sandwich ini bisa berdampak pada kesehatan mental dan fisik mereka. Mereka harus bekerja lebih keras dan lebih lama untuk memenuhi kebutuhan semua anggota keluarga, yang bisa menyebabkan stres dan kelelahan.
Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk mencari cara untuk mengelola keuangan dengan lebih efektif dan mencari dukungan jika diperlukan, agar tidak terus-menerus terjebak dalam siklus yang sama.
Beban yang ditanggung oleh tipe club sandwich generation jauh lebih besar jika dibandingkan dengan tipe traditional sandwich generation.
Mereka tidak hanya bertanggung jawab atas keuangan anak-anak dan orang tua mereka, tetapi juga harus menanggung biaya hidup kakek dan nenek mereka.
Hal ini membuat tekanan finansial yang mereka hadapi menjadi lebih berat dan kompleks. Jenis ini biasanya berasal dari keluarga besar yang terdiri dari beberapa generasi yang tinggal bersama atau saling bergantung satu sama lain.
Dalam situasi ini, anggota keluarga dari berbagai usia hidup bersama di bawah satu atap atau dalam jaringan dukungan yang sangat erat.
Mereka harus mengelola kebutuhan finansial yang beragam, mulai dari biaya pendidikan anak-anak, perawatan kesehatan orang tua, hingga kebutuhan sehari-hari kakek-nenek.
Selain itu, club sandwich generation sering kali harus menghadapi tantangan tambahan seperti biaya perawatan kesehatan yang tinggi untuk anggota keluarga yang lebih tua, serta kebutuhan untuk menyediakan dukungan emosional dan fisik.
Mereka mungkin harus mengorbankan waktu pribadi dan karier mereka untuk memastikan semua anggota keluarga mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan. Tekanan ini bisa berdampak signifikan pada kesejahteraan mental dan fisik mereka.
Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk mencari cara untuk mengelola stres dan mencari dukungan dari luar, seperti bantuan profesional atau komunitas yang memahami situasi mereka.
Dengan demikian, mereka dapat menemukan keseimbangan yang lebih baik antara tanggung jawab keluarga dan kebutuhan pribadi mereka.
Yang terakhir, tipe open-faced sandwich generation, yang merupakan jenis generasi sandwich yang unik. Generasi ini terdiri dari individu yang sudah berpasangan, tetapi belum memiliki anak.
Meskipun mereka belum memiliki tanggungan anak-anak, mereka tetap memiliki tanggung jawab finansial yang signifikan. Tanggungan keuangan utama mereka, selain untuk kebutuhan keluarga inti mereka sendiri, adalah orang tua mereka.
Mereka harus memastikan bahwa orang tua mereka mendapatkan perawatan dan dukungan yang diperlukan, baik dari segi finansial maupun emosional.
Ini bisa mencakup biaya perawatan kesehatan, kebutuhan sehari-hari, dan mungkin juga biaya perawatan jangka panjang jika orang tua mereka memerlukan bantuan tambahan.
Meskipun beban finansial mereka mungkin tidak seberat generasi sandwich lainnya yang harus mengurus anak-anak dan kakek nenek, open-faced sandwich generation tetap menghadapi tantangan tersendiri.
Mereka harus menyeimbangkan antara kebutuhan pasangan dan orang tua mereka, sambil juga mempersiapkan masa depan mereka sendiri, termasuk perencanaan keuangan untuk kemungkinan memiliki anak di masa depan.
Selain itu, mereka juga harus mengelola waktu dan energi mereka dengan bijak, karena mereka mungkin harus membagi perhatian antara pekerjaan, pasangan, dan orang tua.
Tekanan ini bisa berdampak pada kesejahteraan mental dan fisik mereka, sehingga penting bagi mereka untuk mencari dukungan dan sumber daya yang dapat membantu mereka mengelola tanggung jawab ini dengan lebih efektif.
Dengan demikian, meskipun open-faced sandwich generation mungkin tampak memiliki beban yang lebih ringan dibandingkan dengan jenis sandwich generation lainnya, mereka tetap menghadapi tantangan yang kompleks dan memerlukan strategi yang baik untuk mengelola tanggung jawab mereka.
https://ldfebui.org/sandwich-generation-adalah-keniscayaan-bagi-orang-indonesia/
Setelah memahami dan mengetahui lebih dalam terkait pengertian sandwich generation, berikut ini dampak negatif yang dapat dialami seseorang yang mengalami fenomena ini.
Dampak pertama yang dapat dirasakan seseorang di posisi generasi sandwich adalah memiliki tingkat stres yang tinggi.
Hal ini dapat terjadi karena orang tersebut akan selalu memiliki rasa khawatir akan kondisi finansial dan bagaimana cara membiayai dan memberi makan keluarganya.
Dengan begitu, penghasilan yang didapatkan tidak dapat ditabung atau digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Tapi, semua pendapatan digunakan untuk memenuhi kebutuhan orang tua dan anaknya yang dijadikan prioritas hidupnya.
Kelelahan fisik dan mental atau yang disebut juga sebagai burnout juga bisa terjadi dari stres terus menerus yang berkepanjangan, ditambah beban di tempat kerja, sehingga seseorang yang berada di posisi tersebut terus menerus merasa lelah secara fisik dan mental.
Stres yang terus menerus juga memiliki dampak besar bagi tubuh, mulai dari penyakit fisik seperti pusing, kelelahan, hingga kebotakan dini. Maupun penyakit mental seperti depresi hingga panic attack.
Perasaan tidak puas dan merasa bersalah juga sering kali dialami oleh orang yang berada di posisi sandwich generation. Rasa bersalah muncul pada seseorang jika mengalami kegagalan atau tidak mencapai suatu tujuan.
Hal ini dikarenakan orang tersebut merasa ia ada di posisi dengan tanggung jawab yang besar sebagai tulang punggung keluarga. Oleh sebab itu, kegagalan tidak boleh terjadi karena dapat berpotensi mengurangi sumber penghasilan dan mengurangi peluangnya dalam perkembangan karier.
Walaupun begitu, seseorang di posisi generasi sandwich sering kali tidak akan pernah merasa puas walau sudah sukses dan cemerlang dalam karier.
Salah satu alasannya adalah perasaan rasa takut akan kondisi finansial yang belum stabil. Karena ia akan memiliki ketakutan terus menerus tidak dapat memenuhi kebutuhan finansial keluarganya yang membuat mereka tertekan terus menerus yang dapat membuatnya stres serta depresi.
Perasaan khawatir dapat dengan mudah muncul pada seseorang yang berada di posisi sandwich generation terutama jika sesuatu hal tidak berjalan sesuai rencananya.
Seperti contohnya, jika ada pengeluaran mendadak yang tidak terduga seperti orang tua dan anak-anak sakit sehingga harus mengeluarkan biaya besar.
Di mana, kondisi keuangan yang pas-pasan yang dapat menimbulkan rasa cemas dan khawatir untuk memilih keputusan yang tepat.
Untuk mengurangi rasa khawatir tersebut dan memiliki perlindungan secara finansial, asuransi Perlindungan Kesehatan Prima bisa menjadi solusi yang dapat memberikan perlindungan kesehatan online terbaik dengan pilihan manfaat rawat inap, bedah dan rawat bagi individu dan keluarga.
Terdapat berbagai keuntungan yang dimiliki produk Perlindungan Kesehatan Prima:
Manfaat tambahan Saldo Prima yang memberikan penggantian atas pembelian vitamin atau obat-obatan lainnya tanpa perlu melakukan perawatan Rawat Inap atau Rawat Jalan
Santunan tunai harian rawat inap di Rumah Sakit untuk penjamin pertama oleh BPJS Kesehatan
Pilihan manfaat rawat inap dan rawat jalan sesuai kebutuhan
Pembayaran klaim secara cashless di lebih dari 1.000 Rumah Sakit di Indonesia
24 jam Contact Center dan Case Monitoring
Layanan eksklusif Personal Medical Assistance
Laporan perhitungan klaim via email
Kemunculan banyaknya generasi sandwich sendiri bukan tanpa penyebab, terdapat beberapa faktor yang membuat sandwich generation terjadi, seperti:
Penyebab pertama terjadinya generasi sandwich adalah kurangnya kemampuan seseorang untuk mengatur kondisi finansial yang baik.
Hal ini dapat disebabkan karena seseorang yang tidak mempersiapkan tabungan untuk masa depan atau ketika pensiun sehingga tidak lagi memiliki cadangan dana di saat hal darurat atau tak terduga terjadi.
Itulah sebabnya ketika orang tersebut pada akhirnya pensiun, mereka tidak lagi memiliki simpanan dana yang cukup untuk menghidupi dirinya sendiri dan harus bergantung dengan orang lain, seperti anaknya yang menyebabkan terjadinya sandwich generation.
Faktor kedua yang dapat menyebabkan seseorang terjebak di generasi sandwich adalah kebiasaan menghabiskan uang untuk barang-barang tidak penting.
Hal ini dapat terjadi ketika seseorang tidak mampu menetapkan prioritas finansial yang harus didahulukan dan terus menerus membeli barang yang kurang bermanfaat untuk hiburan semata dibandingkan dengan barang yang diperlukan.
Salah satu permasalahan yang dihadapi banyak negara berkembang adalah banyaknya kasus generasi sandwich generation yang harus segera diberantas.
Hal ini dikarenakan banyak pihak keluarga yang menganggap bahwa seorang anggota keluarga yang bekerja keras untuk menghidupi kehidupan anggota keluarga lainnya merupakan sesuatu hal yang wajar dan lumrah.
Kejadian inilah yang membuat anak-anak di keluarga yang melihat hal ini menjadi berpikir bahwa fenomena ini merupakan sesuatu hal yang wajar dan pada akhirnya menirukan sikap tersebut ke anak-anaknya kelak saat mereka tua.
pexels
Setelah mengetahui apa saja yang dapat menyebabkan sandwich generation, berikut ini kita akan membahas bagaimana cara mengurangi risikonya agar terhindar dari fenomena tersebut. Simak cara meminimalisir risiko generasi sandwich berikut ini.
Pertama, memonitor pengeluaran dan pemasukan saat membeli kebutuhan dasar maupun kebutuhan lainnya guna memonitor pengeluaran serta mencatat pemasukan yang didapatkan.
Dengan mencatat pengeluaran dan pemasukan yang ada, kamu dapat dengan mudah memonitor finansial dengan lebih baik dan mengurangi pengeluaran yang dianggap kurang penting dan berlebihan kedepannya.
Agar memiliki tambahan penghasilan, kamu juga dapat mencari sumber penghasilan lain sehingga tidak mengandalkan satu sumber saja.
Salah satunya contohnya adalah membuat bisnis sampingan maupun memulai berinvestasi yang dapat bermanfaat sebagai dana tambahan jika suatu saat dibutuhkan untuk keperluan mendadak.
Langkah selanjutnya bagi sahabat MyProtection yang sedang terjebak di fenomena sandwich generation adalah mampu berbagi beban dengan orang lain atau kerabat dan jangan menanggung semuanya sendiri.
Kamu dapat berbagi beban dengan kerabat mulai dari saudara kandung maupun anggota keluarga lainnya. Dengan semakin banyak orang yang berpartisipasi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, maka beban finansial yang dipikul akan berkurang.
Nah, itulah penjelasan seputar generasi sandwich yang saat ini sering kali menjadi topik perbincangan di Indonesia sebagai negara berkembang. Banyak orang yang terjebak di posisi ini sedang berjuang untuk keluar dari keadaan tersebut.
Seperti yang dibahas di atas juga terdapat cara-cara yang dapat dijalankan guna meminimalisir risiko sahabat MyProtection terjebak di sandwich generation ini. Salah satunya adalah lebih bijak dalam membeli barang.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan membeli perlindungan asuransi yang tepat sebagai langkah perencanaan keuangan yang lebih baik. Perlindungan Kesehatan Prima dapat menjadi solusi tepat bagi kamu maupun keluarga agar tetap merasa aman dan nyaman. Semoga bermanfaat!
*PT Lippo General Insurance Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.