Beranda
/
Artikel
/
Untuk Anda
/
Apakah Uang Tunai Bisa Menyebarkan Virus COVID-19?
Apakah Uang Tunai Bisa Menyebarkan Virus COVID-19?
21 July 2020
MyProtection News Jakarta

Jakarta, 21 Juli 2020 - MyProtection News

Dalam masa pandemi COVID-19 ini, masyarakat diminta selalu waspada dan menjaga kebersihan, terutama membangun kebiasaan mencuci tangan dengan air dan sabun untuk mengurangi penyebaran virus.

Pemerintah serta World Health Organization juga menyarankan masyarakat secara rutin menyemprotkan disinfektan ke permukaan dan barang yang sering disentuh. Karena mungkin virus menempel pada benda ketika seseorang bersin dan batuk atau menyentuh barang dengan tangan yang terkontaminasi.

Lalu, bagaimanan dengan uang kertas dan koin? Apakah uang dapat menjadi sarana penyebaran virus?

Berdasarkan penelitian, virus SARS-CoV-19 penyebab dari COVID-19 mempunyai jangka waktu hidup yang berbeda pada tiap permukaan. Virus COVID-19 bisa hidup selama 3 hari pada permukaan plastik, 1 hari pada permukaan kertas/kardus, dan tidak lebih dari 4 jam pada permukaan besi.

Virus mungkin saja menempel pada uang ketika seseorang bersin dan batuk atau menyentuh uang dengan tangan yang terkontaminasi. Namun, hingga saat ini belum ada penelitian yang membuktikan bahwa penularan virus COVID-19 bisa terjadi melalui uang. Meskipun begitu, masyarakat tetap disarankan untuk waspada.

Cuci tangan segera setelah Anda menyentuh uang. Jika Anda tidak bisa mengakses air dan sabun, maka gunakan hand sanitizer. Hindari menyentuh mata, mulut, hidung, serta masker setelah menyentuh uang. Anda juga bisa menggunakan metode pembayaran cashless menggunakan e-wallet atau kartu debit. Setelahnya, kartu dan ponsel Anda bisa dibersihkan dengan cairan disinfektan.

Salam,
Sahabat MyProtection

Apakah artikel ini membantu?
Subscribe Newsletter Kita
Klik subscribe untuk berlanggan newsletter artikel kami
Bagikan MyPro ke
facebook
twitter
instagram
Tentang MyProtection News Jakarta
MyProtection adalah salah satu pioneer portal pembelian asuransi kesehatan maupun asuransi umum secara online yang dapat diakses melalui platform website dan aplikasi sejak 2017.
Rekomendasi Artikel
5 21-02-2020
6 Tanda Anda Kecanduan Gula

Jakarta, 21 Februari 2020 - MyProtection News

Perihal kecanduan gawai atau kopi mungkin Anda sudah pernah mendengarnya. Bagaimana dengan kecanduan gula?

Saat ini banyak orang yang mulai “ketergantungan dengan gula”. Sayangnya, perilaku tak sehat ini bisa memicu penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan kenaikan berat badan.

Apakah Anda sekadar menyukai makanan atau minuman manis atau sudah mengalami kecanduan? Dikutip dari The Jakarta Post, inilah 6 tanda Anda kecanduan gula.

  1. Anda menyembunyikan jumlah konsumsi gula Anda.

Apakah Anda mulai merasa bahwa konsumsi gula sehari-hari Anda berlebihan? Namun, apakah Anda menemukan diri untuk mulai “sembunyi-sembunyi” mengonsumsi makanan atau minuman manis agar tak diketahui orang? Atau bahkan Anda berusaha mencari pembenaran atas konsumsi gula berlebihan. Selalu mencari alasan atau pembenaran untuk mengonsumsi gula bisa jadi pertanda awal Anda kecanduan.

  1. Anda merasa tak pernah cukup makan gula

Ketika Anda mengomsumsi gula dalam jumlah besar tapi rasanya Anda tetap ngidam makanan manis, inilah pertanda Anda kecanduan gula.

Sayangnya konsumsi gula yang besar bisa menurunkan kadar gula darah dalam tubuh dan mendorong rasa ngidam yang lebih kuat.

  1. There’s always room for dessert

Perut kenyang tapi masih menginginkan sajian penutup yang manis? Selain makan ketika sudah sangat kenyang, Anda juga harus memperhatikan pola makan Anda. Misalnya, apakah Anda sering ngemil saat tidak lapar, stress, atau bosan? Jenis makanan apa yang Anda konsumsi? Jika Anda sering kali makan, khususnya mengonsumsi makanan manis saat tidak merasa lapar, hal ini bisa jadi pertanda bahwa Anda kecanduan gula.

  1. Ngidam yang manis dan yang asin

Berdasarkan penelitian, orang-orang yang mengonsumsi gula dalam volume yang besar cenderung kurang mengonsumsi makanan bernutrisi sehat. Akhirnya, tubuh tidak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan. Ketika tubuh kekurangan nutrisi, biasanya kita akan ngidam makanan asin.

Lisa Richards, seorang nutrisionist, mengatakan bahwa keinginan untuk makan makanan gurih dan asin merupakan salah satu tanda dari tubuh agar Anda mengurangi asupan gula dan meningkatkan asupan nutrisi sehat.

 

  1. Anda merasakan withdrawal symptops/gejala putus obat

Saat Anda ingin mulai mengurangi konsumsi gula, maka bisa jadi Anda akan merasakan gejala “putus obat”. Sama seperti kecanduan zat pada umumnya, Anda mungkin akan merasakan pusing, kelelahan, keinginan kuat untuk mengonsumsi gula, nyeri otot, mual, bahkan insomnia. Oleh karena itu, Anda disarankan mengurangi konsumsi gula sedikit demi sedikit tiap harinya agar tubuh bisa beradaptasi.

 

  1. Anda mengonsumsi gula untuk merasa tenang

Sebagian orang merokok ketika merasa stress, sebagian lagi mengandalkan makanan untuk membuat diri merasa lebih baik. Seseorang yang bergantung pada makanan manis untuk mengatasi stress, menenangkan diri, dan mengatasi isu psikologis lainnya bisa disebut sebagai pecandu gula.

 

Salam,
Sahabat MyProtection

Baca Artikel
5 15-07-2020
5 Cara Orangtua Memotivasi Anak Selama Karantina
Baca Artikel
5 03-09-2019
Jalan Prima
Baca Artikel