Beranda
/
Artikel
/
Tips Keuangan
/
10 Manfaat Menabung dan Pentingnya Memulai Sejak Dini!
10 Manfaat Menabung dan Pentingnya Memulai Sejak Dini!
12 August 2025
MyProtection News Jakarta

Sejak kecil, kita sudah sering diberi tahu berbagai manfaat menabung untuk kehidupan masa depan kita. Namun, membangun kebiasaannya sendiri bukanlah sesuatu yang mudah dan harus dilakukan dengan penuh komitmen. 

Melalui Indonesia Gen Z Report 2024Understanding and Uncovering the Behavior, Challenges, and Opportunities Indonesia Millennial & Gen Z Report 2024 yang dikeluarkan oleh IDN Media, menyatakan bahwa adanya peningkatan kebiasaan menabung masyarakat Indonesia dibandingkan dengan data survei di tahun 2019. 

Adanya peningkatan ini, dapat disebabkan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menabung dan manfaat yang dapat dirasakan. Namun, apa saja manfaatnya tersebut? Simak ulasannya berikut ini! 

10 Manfaat Menabung dan Pentingnya Memulai Sejak Dini! 

manfaat menabung 

pexels

Manfaat menabung, bukan hanya berhubungan dengan stabilitas keuangan atau finansial, namun juga membentuk kebiasaan yang lebih baik. Selengkapnya, berikut beberapa manfaat dari menabung yang bisa kamu dapatkan! 

1. Kebiasaan Mengelola Keuangan 

Dengan memiliki kebiasaan menabung, secara tidak langsung kamu juga membangun kebiasaan mengelola keuangan yang baik.  

Di mana, dengan menyisihkan uang yang di dapatkan sedikit demi sedikit untuk ditabung, kamu mempelajari kedisiplinan dan lebih bijaksana untuk mengelola uang. 

Kebiasaan ini mampu membantu seseorang belajar cara membedakan kebutuhan dengan keinginan, dan memiliki perencanaan pengeluaran yang lebih baik. 

Dengan begitu, seseorang juga dapat menghadapi segala situasi keuangan yang mungkin dihadapi di masa depan dan menghindari sikap impulsif yang dapat mempengaruhi kondisi keuangan. 

2. Mempersiapkan Dana Darurat 

Selanjutnya, dengan menabung kamu juga dapat mempersiapkan dana darurat atau dana cadangan yang bisa digunakan ketika menghadapi situasi tidak terduga. Mulai dari kehilangan pekerjaan, kecelakaan, hingga kondisi medis tertentu. 

Adanya dana darurat ini dapat memberikan seseorang ketenangan pikiran ketika menghadapi situasi kritis tanpa harus mengorbankan kebutuhan sehari-hari.  

Selain dengan mempersiapkan dana darurat, solusi lainnya untuk mengatasi permasalahan ini juga dapat dilakukan dengan cara memiliki asuransi kesehatan Perlindungan Kesehatan Prima sebagai solusi perlindungan kesehatan bagi diri sendiri dan anggota keluarga.  

Perlindungan Kesehatan Prima juga menawarkan berbagai macam keunggulan, seperti: 

3. Mengurangi Ketergantungan pada Hutang 

Adanya tabungan juga dapat membantu dapat mengurangi ketergantungan pada hutang. Hal ini dikarenakan ketika kamu dihadapkan dengan pengeluaran dalam jumlah besar maupun keadaan darurat lainnya kamu tidak perlu bergantung pada kartu kredit maupun pinjaman lainnya dengan bunga tinggi. 

Tabungan tersebut dapat membantu menghindari diri dari beban finansial di masa depan yang disebabkan oleh pinjaman-pinjaman tersebut. 

4. Mencapai Tujuan Keuangan 

Pastinya kamu memiliki impian untuk membeli rumah, mobil, liburan, maupun memulai bisnis dan semua hal tersebut membutuhkan uang. 

Dengan membangun kebiasaan menabung sejak dini, tujuan-tujuan tersebut akan lebih mudah tercapai karena kamu sudah membangun kedisiplinan itu sejak awal, waktu yang dimiliki untuk mengumpulkan uang lebih lama dan peluang investasi yang lebih besar. 

5. Menyediakan Dana untuk Pendidikan 

Pendidikan di Indonesia sendiri membutuhkan biaya yang cukup besar dan setiap tahunnya akan terus meningkat. Dengan memiliki tabungan, kamu juga dapat mempersiapkan dana untuk anak atau keluarga yang dibutuhkan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik. 

Adanya tabungan pendidikan sendiri bukan hanya dibutuhkan untuk membayar uang sekolah saja, namun juga berbagai kebutuhan penunjang seperti buku, alat tulis, seragam, dan berbagai kebutuhan lainnya yang berkaitan. 

6. Memberikan Rasa Aman Finansial 

Memiliki tabungan juga dapat memberikan rasa aman secara finansial pada seseorang yang sering kali krusial dan menghindari dari rasa khawatir terus menerus adanya pengeluaran tidak terduga dan situasi darurat lainnya. 

Memiliki tabungan juga dapat memberikan fleksibilitas dalam memilih langkah karier, seperti saat mencari pekerjaan baru maupun beralih karier.  

Hal ini dikarenakan kebutuhan dasar sehari-hari masih dapat terpenuhi melalui tabungan tersebut dan memberikan ruang untuk mengambil risiko lebih, seperti membangun bisnis sendiri.  

Namun, pemilihan langkah tersebut juga harus diputuskan dengan strategis untuk menghindari kerugian atau hal-hal yang tidak diinginkan.  

7. Cashflow yang Lebih Sehat 

Cashflow atau pengelolaan arus kas merupakan keterampilan finansial yang perlu dikuasai seseorang untuk memiliki keuangan yang sejahtera. Agar tercipta arus kas yang sehat, hal yang terpenting adalah menabung secara rutin. 

Jika tidak ada tabungan, maka jika ada hal mendesak yang mengharuskan seseorang mengeluarkan biaya besar maka terpaksa harus menggunakan pendapatan yang tersisa dan kebutuhan lainnya jadi terganggu.  

Memiliki pengelolaan arus kas yang baik menandakan bahwa seseorang mampu mengatur keuangannya dengan baik serta kebutuhan pokok yang dimiliki tetap terpenuhi.  

8. Memahami Konsep Nilai Uang 

Membangun kebiasaan menabung sejak dini juga dapat membantu seseorang untuk lebih memahami konsep nilai uang khususnya bagi anak-anak ataupun remaja di usia dini. 

Dengan dibangunnya kebiasaan ini, seorang anak akan lebih mengetahui nilai dari uang yang dimilikinya dan mengeluarkan usaha secara konsisten untuk mendapatkannya. 

Selain itu, kebiasaan menabung juga dapat membantu seorang anak untuk lebih menghargai usaha orang tuanya dalam mencari uang.  

Menabung juga mengajarkan anak-anak dan remaja untuk kedepannya tidak mengeluarkan uang untuk hal-hal yang tidak diperlukan karena mereka mengetahui nilai dari uang tersebut. 

9. Menghindari Hutang 

Memiliki kebiasaan menabung juga dapat menghindari seseorang dari berhutang ataupun meminjam uang ke orang lain ketika dihadapkan dengan situasi mendesak. 

Hal ini dikarenakan orang tersebut telah membangun gaya hidup sesuai dengan kemampuan finansial yang ia miliki sehingga ia tidak perlu meminjam uang maupun berhutang ketika ada hal-hal tak terduga. 

10. Memulai Investasi Lebih Awal 

Menabung dengan berinvestasi juga dapat memberikan banyak manfaat jika dimulai sejak usia dini untuk mempersiapkan diri di masa depan. 

Uang yang disisihkan untuk menabung tersebut dapat ditempatkan di reksa dana maupun membeli saham, logam mulia atau bahkan properti. 

Semakin muda seseorang mulai berinvestasi maka kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan juga lebih besar karena uang tersebut memiliki waktu lebih lama untuk berkembang melalui bunga majemuk maupun pertumbuhan aset lainnya. 

Cara untuk Mulai Menabung

cara untuk mulai menabung  

pexels

Agar dapat mulai untuk menabung dan terus menerapkannya dalam jangka panjang, terdapat beberapa langkah efektif yang bisa kamu terapkan dalam kehidupan, seperti: 

1. Membuat Anggaran Bulanan 

Langkah pertama untuk memulai menabung adalah membuat anggaran yang dapat membantu dalam mengidentifikasi pengeluaran.  

Hal ini dilakukan guna mengetahui semua uang yang keluar dan mengurangi hal-hal yang tidak perlu dan mengalokasikan dana lebih efisien. 

Untuk memulainya, kamu dapat membuat laporan pengeluaran uang dalam kurun waktu sebulan kemudian data yang ada dijadikan acuan hal-hal mana yang dapat dihilangkan kedepannya atau dikurangi. 

Memiliki anggaran bulanan yang baik juga dapat membantu dalam memastikan kondisi finansial kamu tetap stabil dan tidak adanya pengeluaran mendadak. 

2. Menetapkan Tujuan  

Untuk memotivasi diri untuk lebih giat menabung, kamu juga harus menentukan tujuan yang jelas. Tujuan yang ingin dicapai sendiri dapat beragam, mulai dari liburan, investasi, atau bahkan gadget terbaru. 

Adanya tujuan tersebut membuat seseorang akan lebih termotivasi untuk menabung serta lebih mudah untuk diukur progres yang telah dicapainya. Menentukan tujuan ini juga harus tetap realistis, di mana kamu harus dapat menentukan setiap  

3. Menyisihkan Sebagian Gaji atau Uang Saku 

Selanjutnya, agar menabung menjadi lebih efektif kamu juga dapat secara langsung menyisihkan uang saku maupun gaji yang kamu dapat. Hal ini dilakukan agar uang tersebut langsung terpisahkan dan kamu tidak tergoda untuk menggunakannya. 

Seperti contohnya, ketika kamu menerima gaji langsung sisihan 10 hingga 20 persen uang tersebut ke rekening terpisah yang memang dibuat khusus menabung dengan begitu kamu dapat secara konsisten menabung dan memiliki kedisiplinan. 

4. Menggunakan Celengan atau Rekening Khusus 

Agar menabung menjadi lebih efektif, kamu juga dapat menggunakan celengan khusus atau menggunakan rekening khusus yang dipisahkan khusus untuk menabung.  

Dengan memiliki rekening tabungan khusus kamu juga bisa mendapatkan beberapa keuntungan, seperti bunga, penyimpanan yang lebih mudah, hingga sistem keamanan yang lebih baik. 

Untuk memilih tabungan yang tepat, kamu dapat memilih rekening tabungan dengan bunga yang kompetitif serta biaya administrasi rendah agar hasil tabungan yang didapatkan lebih maksimal. 

5. Mengurangi Pengeluaran yang Tidak Penting 

Hal yang penting dan harus diperhatikan ketika menabung adalah membedakan dengan baik kebutuhan dengan keinginan yang sering kali tertukar oleh banyak orang.  

Agar menabung lebih efisien, kamu harus fokus pada pengeluaran yang memang diperlukan dan mengurangi hal-hal di luar kebutuhan pokok, seperti mengurangi makan di luar, membeli barang dalam jumlah besar, atau hiburan yang membutuhkan biaya besar. 

Dengan begitu, kamu dapat menyisihkan uang lebih banyak untuk hal-hal yang memang diperlukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan ketika awal menabung. 

6. Memantau dan Mengevaluasi Secara Berkala 

Hal penting lainnya ketika menabung adalah memantau dan mengevaluasi tabungan secara berkala untuk memastikan bahwa kamu telah berada di jalur yang tepat. 

Dengan membuat catatan atau di era digitalisasi saat ini banyak aplikasi keuangan yang dapat mempermudah proses tersebut, kamu dapat dengan mudah melakukan evaluasi terhadap pengeluaran dan anggaran yang telah ditetapkan dan memutuskan langkah terbaik apa yang harus dilakukan kedepannya. 

Tanda Cara Menabung yang Kurang Tepat

Tanda Cara Menabung yang Kurang Tepat 

pexels

Terdapat tanda-tanda yang dapat kamu kenali bahwa cara menabung yang kamu lakukan masih kurang tepat dan dapat diperbaiki lagi, seperti: 

1. Rekening Tabungan Tidak Terpisah dengan Rekening Harian 

Tanda pertama, kamu masih menggabung rekening tabungan dengan rekening harian yang membuat cara menabung kurang maksimal. 

Hal ini dikarenakan dengan menggabung keduanya tersebut maka nominal saldo pada rekening akan lebih besar yang dapat mendorong diri untuk memiliki pengeluaran yang lebih besar. 

Dengan memiliki tabungan terpisah, kamu dapat menentukan pengeluaran lebih baik dan membatasi diri untuk pengeluaran setiap bulannya dan mengurangi pengeluaran uang di luar anggaran. 

2. Rekening Tabungan Tidak Stabil 

Jika kamu sudah memiliki rekening tabungan terpisah, langkah berikutnya adalah memastikan bahwa rekening tersebut hanya digunakan untuk menabung.  

Hindari melakukan transaksi lain di rekening itu agar fungsinya tetap terjaga sebagai tempat menyimpan dana.  

Ketika saldo tabungan sudah cukup besar, godaan untuk menggunakannya bisa muncul, terutama untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan. 

Dalam situasi darurat, menggunakan sebagian dari tabungan tentu diperbolehkan. Namun, idealnya jumlah yang kamu ambil tidak melebihi nominal yang biasanya kamu sisihkan setiap bulan.  

Dengan begitu, kondisi tabungan tetap stabil dan kamu tidak kehilangan kontrol atas tujuan finansialmu.  

Sebaliknya, jika kamu sering menggunakan uang tabungan untuk membeli barang-barang tersier, seperti produk mewah atau hiburan mahal, padahal tidak sedang dalam keadaan mendesak, maka itu pertanda cara menabungmu belum tepat. 

Menabung seharusnya menjadi kebiasaan yang terencana dan konsisten. Jangan jadikan tabungan sebagai dana cadangan untuk konsumsi sesaat. 

Selalu evaluasi pengeluaran dan disiplin dalam mengelola rekening khusus tabungan agar tujuan keuangan kamu dapat tercapai secara maksimal. 

3. Persentase Tabungan yang Tidak Ideal 

Sebelum menerima gaji, ada baiknya kamu menyusun anggaran terlebih dahulu untuk menentukan berapa persen dari penghasilan yang akan dialokasikan ke tabungan, kebutuhan sehari-hari, dan kegiatan sosial.  

Disarankan untuk menyisihkan sekitar 10% hingga 15% dari gaji kamu khusus untuk menabung. Idealnya, jumlah ini tidak kurang dari angka tersebut agar tujuan finansial tetap terjaga. 

Seiring waktu, saat gaji meningkat atau kamu menerima bonus tambahan, sebaiknya jumlah tabungan juga ikut bertambah, baik dari segi nominal maupun persentasenya.  

Jika ternyata jumlah tabunganmu masih kecil padahal pendapatan sudah naik, bisa jadi ada yang keliru dalam pengaturan anggaran pengeluaranmu. Ini bisa menjadi tanda bahwa kamu perlu mengevaluasi ulang cara mengelola uang. 

Apakah kamu masih mengalami salah satu dari kondisi ini? Jika iya, sekarang adalah momen yang tepat untuk mulai memperbaiki kebiasaan menabung.  

Mengatur keuangan dengan lebih bijak bisa dimulai kapan saja. Tidak ada kata terlambat untuk membentuk kebiasaan finansial yang sehat demi masa depan yang lebih stabil dan terencana. 

Nah, itulah pembahasan seputar berbagai manfaat menabung yang harus kamu ketahui hingga cara menabung yang tepat agar mendapatkan hasil maksimal.  

Membangun kebiasaan menabung sejak dini juga dapat membuat seseorang memiliki kedisiplinan untuk menyisihkan uang yang mereka miliki untuk mencapai tujuan dan kesejahteraan masa depan. 

Tabungan yang ada dapat digunakan untuk berbagai hal, mulai dari membeli hal yang diinginkan maupun menghindari diri dari risiko finansial karena adanya masalah kesehatan dan hal lainnya yang memerlukan biaya besar. 

Selain dengan memiliki tabungan dengan jumlah besar, hal ini juga dapat dihindari dengan memiliki asuransi kesehatan yang tepat, seperti Perlindungan Kesehatan Prima yang bisa didapatkan dengan mudah dan menawarkan berbagai keuntungan, seperti: 

*PT Lippo General Insurance Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan   

Apakah artikel ini membantu?
Subscribe Newsletter Kita
Klik subscribe untuk berlanggan newsletter artikel kami
Bagikan MyPro ke
facebook
twitter
instagram
Tentang MyProtection News Jakarta
MyProtection adalah salah satu pioneer portal pembelian asuransi kesehatan maupun asuransi umum secara online yang dapat diakses melalui platform website dan aplikasi sejak 2017.
Rekomendasi Artikel
5 11-08-2025
6 Contoh Pajak Langsung yang Berlaku di Indonesia yang Perlu Diketahui!

Contoh Pajak Langsung - Terdapat dua jenis pajak yang berlaku di Indonesia jika dilihat dari segi cara pemungutannya, yaitu pajak langsung dan tidak langsung yang dibedakan berdasarkan karakteristik, fungsi, serta dasar hukumnya. 

Pajak langsung merupakan pajak yang harus dibayarkan oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain. Contoh pajak langsung mencakup PPh, PBB, dan PKB yang akan dibahas lebih dalam pada artikel ini!  

Untuk lebih memahami pengertian, berbagai contoh pajak langsung di Indonesia, hingga hal apa saja yang membedakan pajak langsung dan tidak langsung, simak informasi berikut ini! 

6 Contoh Pajak Langsung yang Berlaku di Indonesia yang Perlu Diketahui! 

pengertian pajak langsung

pexels

Pengertian pajak berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 pasal 1 adalah kontribusi wajib seseorang maupun badan kepada negara yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara guna kemakmuran rakyat. 

Pajak berdasarkan cara pemungutannya dapat terbagi menjadi dua jenis, yaitu pajak langsung dan tidak langsung.  

Pajak langsung merupakan pajak yang dikenakan secara langsung pada pihak wajib pajak berdasarkan kemampuan ekonomi seseorang dan tidak dapat dilimpahkan ke pihak lain.  

Contoh pajak langsung yang dapat ditemui, seperti PPh, PBB, dan PKB. Pemungutannya bersifat rutin, keberlanjutan, dan berpacu pada data penghasilan maupun aset wajib pajak. 

Untuk lebih memahami pajak langsung, terdapat 3 unsur yang harus kamu kenali, seperti: 

  • Penanggung jawab pajak merupakan pihak yang secara formal yuridis diwajibkan untuk melunasi pajak, jika terdapat faktor maupun kejadian yang menimbulkan sebab untuk dikenakan pajak. 

  • Penanggung pajak, yang dalam arti ekonomis menjadi pihak atau orang yang faktanya memikul beban pajak. 

  • Pemikul beban pajak, yang berarti pihak atau orang yang berdasarkan maksud dari pembuat undang-undang harus memikul beban pajak. 

Jika ketiga unsur tersebut terdapat pada satu orang, maka pajak tersebut masuk ke dalam pajak langsung. 

Contoh Pajak Langsung

contoh pajak langsung 

pexels

Untuk lebih memahami pajak langsung, berikut beberapa contohnya yang harus kamu ketahui: 

1. Pajak Penghasilan (PPh) 

Contoh pajak langsung pertama, yaitu pajak penghasilan atau PPh yang menjadi contoh pajak paling umum.  

Pajak penghasilan dikenakan pada individu maupun badan usaha berdasarkan penghasilan yang didapatkan dalam periode waktu tertentu, seperti setahun. Pajak penghasilan juga terbagi ke beberapa kategori, seperti PPh Orang Pribadi dan PPh Badan.  

Contohnya, ketika seseorang yang bekerja sebagai karyawan memiliki penghasilan bulanan sebesar Rp 10.000.000, maka akan dikenakan pajak penghasilan yang sesuai dengan tarif progresif yang telah ditetapkan pemerintah.  

Pajak Penghasilan terdiri dari beberapa jenis, seperti PPh Pasal 21 untuk pegawai, PPh Pasal 22 untuk pengusaha dan pekerja lepas, PPh Pasal 23 untuk penghasilan investasi, serta PPh Paal 25 untuk badan usaha. 

Besaran pajak yang ada tergantung pada tingkat penghasilan dari orang tersebut. Berikut detailnya masing-masing. 

  • PPh Pasal 21 untuk penghasilan hingga Rp 60 juta sebesar 5 persen. 

  • PPh Pasal 21 untuk penghasilan Rp 60 juta hingga Rp 250 juta sebesar 15 persen. 

  • PPh Pasal 21 untuk penghasilan Rp 250 juta hingga Rp 500 juta sebesar 25 persen. 

  • PPh Pasal 21 untuk penghasilan Rp 500 juta hingga Rp 5 miliar sebesar 30 persen. 

  • PPh Pasal 21 untuk penghasilan di atas Rp 5 miliar sebesar 35 persen. 

  • PPh Pasal 23 sebesar 2 persen. 

  • PPh Pasal 25 untuk pribadi sebesar 10 persen. 

  • PPh Pasal 25 untuk badan sebesar 25 persen. 

2. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) 

Contoh pajak langsung lainnya adalah Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Pajak ini dikenakan kepada setiap pemilik properti, baik berupa tanah, bangunan, maupun keduanya, yang ditentukan berdasarkan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP).  

Nilai NJOP ini mencerminkan harga pasar wajar atas properti di suatu wilayah, dan bisa berbeda-beda tergantung pada lokasi dan kondisi objek pajak tersebut. 

Informasi mengenai besarnya PBB yang harus dibayarkan akan disampaikan kepada wajib pajak melalui SPPT (Surat Pemberitahuan Pajak Terutang) setiap tahunnya.  

SPPT ini mencantumkan data lengkap mengenai objek pajak, NJOP, dan jumlah pajak terutang yang harus dibayarkan sesuai ketentuan yang berlaku. 

PBB merupakan pajak tahunan yang wajib dibayarkan oleh setiap pemilik properti, dan pembayarannya dapat dilakukan melalui berbagai saluran, seperti bank, kantor pos, maupun platform digital yang ditunjuk pemerintah.  

Di Indonesia, ketentuan mengenai PBB diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985, yang kemudian mengalami perubahan melalui Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 untuk menyesuaikan dengan perkembangan kondisi ekonomi dan kebijakan perpajakan nasional. 

Sebagai contoh, seorang pemilik rumah dengan NJOP sebesar Rp500 juta akan dikenakan PBB berdasarkan tarif yang ditetapkan oleh pemerintah daerah, misalnya sebesar 0,1% dari NJOP.  

Dengan demikian, jumlah PBB yang harus dibayarkan adalah Rp500.000 per tahun. Besaran tarif ini bisa berbeda tergantung kebijakan masing-masing daerah, terutama dalam konteks PBB Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yang sudah menjadi kewenangan pemerintah daerah sejak diberlakukannya desentralisasi fiskal. 

3. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) 

Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) merupakan salah satu contoh pajak langsung yang dikenakan kepada pemilik kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat, setiap tahun.  

PKB dipungut oleh pemerintah daerah sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan diatur secara nasional melalui Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, serta lebih rinci diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001.  

Ketentuan teknis pelaksanaannya kemudian dituangkan dalam peraturan gubernur atau peraturan daerah setempat, sehingga tiap provinsi dapat menerapkan kebijakan tarif dan prosedur pembayaran yang sedikit berbeda sesuai kebutuhan fiskal dan karakteristik wilayahnya. 

Objek PKB mencakup seluruh kendaraan bermotor yang beroperasi di darat, termasuk mobil penumpang, truk, bus, sepeda motor, dan kendaraan khusus seperti ambulans atau pemadam kebakaran, kecuali jenis kendaraan tertentu yang dibebaskan oleh undang-undang, misalnya kendaraan dinas milik TNI dan Polri.  

Subjek pajaknya adalah orang pribadi atau badan yang secara hukum memiliki hak kepemilikan atas kendaraan tersebut, sebagaimana tercantum dalam Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB).  

Hal ini menegaskan bahwa kewajiban pajak melekat pada kepemilikan, bukan semata-mata pada penggunaan kendaraan. 

Besaran PKB dihitung berdasarkan Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) yang ditetapkan setiap tahun oleh Kementerian Dalam Negeri melalui Keputusan Menteri.  

Tarif dasar nasional berkisar antara 1 % hingga 2 % dari NJKB untuk kendaraan pertama, dan dapat meningkat progresif. Misalnya mencapai 2,5 % atau lebih, apabila seseorang memiliki kendaraan kedua dan seterusnya atas nama yang sama serta domisili yang sama.  

Beberapa provinsi menerapkan sistem tarif progresif untuk menekan kepemilikan kendaraan pribadi berlebih dan mengurangi kemacetan, sedangkan daerah lain masih memungut tarif flat sesuai pertimbangan lokal. 

Sebagai contohnya, apabila seseorang memiliki mobil dengan NJKB sebesar Rp300 juta, dan provinsi menetapkan tarif PKB 2 % untuk kendaraan pertama, maka kewajiban PKB tahunannya adalah 2 % × Rp300 juta = Rp6 juta.  

Apabila orang yang sama kemudian membeli mobil kedua seharga Rp200 juta, tarif progresif sebesar 2,5 % dapat dikenakan sehingga PKB mobil kedua menjadi Rp5 juta per tahun. Perhitungan ini memberi gambaran jelas bagaimana nilai jual dan kebijakan progresif memengaruhi jumlah pajak yang harus dibayar. 

Pembayaran PKB dapat dilakukan secara langsung di kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat), gerai Samsat Keliling, ataupun melalui kanal digital seperti e-Samsat, marketplace, dan mobile banking yang telah bekerja sama dengan Badan Pendapatan Daerah. 

Kemudahan ini mendorong wajib pajak untuk membayar tepat waktu sekaligus meminimalisasi antrean.  

Bagi wajib pajak yang menunggak, sanksi administrasi berupa bunga keterlambatan dibebankan per bulan sesuai aturan daerah, dan apabila tunggakan berlarut, kendaraan dapat diblokir atau terkena denda lebih tinggi ketika proses perpanjangan STNK. 

Dana yang terkumpul dari PKB dialokasikan untuk pemeliharaan serta pembangunan infrastruktur jalan, peningkatan keselamatan lalu lintas, dan layanan publik lain di tingkat provinsi.  

Dengan demikian, pembayaran PKB tidak hanya memenuhi kewajiban perpajakan, tetapi juga berkontribusi langsung pada kualitas fasilitas transportasi yang dinikmati masyarakat.  

Selain itu, pemerintah daerah kerap memberikan insentif berupa pembebasan denda atau diskon tarif pada periode tertentu. Misalnya pemutihan pajak guna mendorong kepatuhan dan meningkatkan penerimaan daerah.  

Wajib pajak disarankan memanfaatkan kesempatan ini untuk melunasi tunggakan dan menjaga status legal kendaraannya tetap aktif. Selain itu, data PKB juga digunakan sebagai dasar perencanaan transportasi dan kebijakan lingkungan di wilayah perkotaan.  

4. Pajak Warisan 

Pajak warisan yang menjadi contoh pajak langsung selanjutnya merupakan pajak yang dikenakan pada penerima warisan dari harta yang diwariskan oleh seseorang yang telah meninggal dunia.  

Pajak warisan atau ahli waris ini dikenakan berdasarkan nilai aset dari harta yang diwariskan tersebut.  

Contohnya, jika seseorang menerima warisan seperti properti dengan nilai 1 miliar, maka orang tersebut wajib membayar pajak berdasarkan aturan persentase yang berlaku. 

5. Bea Materai 

Bea Materai juga termasuk dari contoh pajak langsung. Bea Materai merupakan pajak yang dikenakan pada dokumen yang bersifat perdata dan digunakan sebagai alat bukti pada pengadilan.  

Pajak jenis ini biasanya berbentuk materai tempel maupun elektronik yang dibutuhkan untuk memberikan kekuatan hukum maupun keabsahan dokumen pada sebuah dokumen.  

Adanya bea materai memiliki tujuan untuk membiayai administrasi negara dan memberikan legalitas pada dokumen tersebut.  

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2020 terkait Bea Materai, dokumen yang dikenakan bea materi merupakan dokumen yang memiliki nilai ekonomi maupun digunakan pada kegiatan komersial dan perjanjian hukum. 

6. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 

PPN atau Pajak Pertambahan Nilai pada umumnya dianggap pajak tidak langsung, namun pada beberapa negara termasuk Indonesia pajak jenis ini dapat dikategorikan sebagai pajak langsung di beberapa sektor tertentu. 

Jenis pajak langsung ini biasanya akan ditambahkan dan dipungut dari transaksi finansial baik yang dilakukan seorang individu maupun bisnis dan harus membayarkannya kepada otoritas pajak. 

Tarif Pajak Pertambahan Nilai dapat terbagi ke dalam dunia jenis, yaitu tarif umum sebesar 11% yang berlaku sejak April 2022 dikenakan atas penyerahan BKP atau Barang Kena Pajak dan JKP atau Jasa Kena Pajak di dalam negeri serta tarif khusus PPN sebesar 0% dikenakan atas ekspor BKP dan JKP.  

Jenis tarif umum PPN dapat berubah baik menjadi lebih rendah maupun tinggi, mulai dari 5% hingga 15% berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah yang ada dan berlaku.  

Perbedaan Pajak Langsung dan Tidak Langsung 

Perbedaan paling sederhana yang dapat dilihat antara pajak langsung dan tidak langsung adalah ketentuan pemungutan dan pelimpahannya.  

Di mana, pajak langsung tidak dapat dilimpahkan ke pihak lain, sedangkan pajak tidak langsung pembebanannya dapat dilimpahkan ke pihak lain namun bebannya tetap menjadi tanggung jawab dari pewajib pajak.  

Berdasarkan buku berjudul Ekonomi untuk SMA Kelas XI karya Eeng Ahman dan Epilndriani, perbedaan pajak langsung dan tidak langsung meliputi: 

  • Pajak langsung dipungut berdasarkan ketetapan pajak atau kohir, sedangkan pajak tidak langsung tidak memiliki surat ketetapan pajak. 

  • Pajak langsung dipungut dalam periode tahunan, sedangkan pajak tidak langsung akan dipungut setiap terjadi transaksi saja.  

  • Pajak langsung tidak dapat dilimpahkan pada orang lain, sedangkan pajak tidak langsung dapat dilimpahkan pada orang lain. 

Lebih lanjut, terdapat setidaknya empat perbedaan mendasar antara pajak langsung dan pajak tidak langsung, yaitu: 

  • Berdasaran pihak yang dibebankan, pajak langsung dibebankan pada pihak yang terdaftar di wajib pajak, sedangkan pajak tidak langsung dibebankan pada pihak pengganti yang diberikan wewenang.  

  • Berdasarkan transparansi, pajak langsung sering dianggap lebih transparan karena jumlah yang harus dibayarkan terlihat, sedangkan pajak tidak langsung tidak selalu terlihat karena biasanya sudah diterapkan pada harga barang atau jasa yang dibeli. 

  • Berdasarkan objek pajak, pajak langsung dibebankan pada individu atau badan usaha berdasarkan pendapatan, kekayaan, maupun transaksi tertentu, sedangkan pajak tidak langsung dibebankan pada barang atau jasa yang digunakan dan konsumsi oleh individu. 

  • Berdasarkan aspek keadilan, pajak langsung berpotensi lebih adil karena besarannya disesuaikan dengan kemampuan ekonomi pihak yang membayar, sedangkan pajak tidak langsung besarannya tidak merata karena bergantung pada barang dan jasa yang dikonsumsi. 

Nah, itulah pembahasan seputar contoh pajak langsung yang ada pada sistem perpajakan Indonesia. Seperti pembahasan yang ada, pajak langsung dikenakan pada pihak wajib pajak disesuaikan dengan kemampuan ekonomi dan sifatnya rutin dan tidak dapat dilimpahkan. 

Pajak langsung, seperti Pajak Penghasilan atau PPh merupakan kewajiban individu atas penghasilan yang diterima setiap tahunnya. Agar memiliki pengelolaan penghasilan setelah pajak yang lebih bijak, salah satu caranya adalah dengan mengalokasikan sebagian dana untuk perlindungan jangka panjang, seperti asuransi kesehatan. 

Perlindungan Kesehatan Prima dari Lippo General Insurance hadir sebagai perlindungan diri dan anggota keluarga, bukan hanya menjaga kesehatan finansial namun juga dapat menjadi langkah cerdas dalam merencanakan masa depan tanpa beban biaya media tidak terduga. 

Beberapa keunggulan produk PKP yang bisa kamu dapatkan, antara lain: 

  • Manfaat tambahan Saldo Prima yang memberikan penggantian atas pembelian vitamin dan obat-obatan tanpa perlu melakukan perawatan Rawat Inap atau Rawat Jalan 

  • Santunan Tunai Harian Rawat Inap di Rumah Sakit untuk penjamin pertama oleh BPJS Kesehatan 

  • Pilihan Manfaat Rawat Inap dan Rawat Jalan sesuai kebutuhan 

  • Pembayaran klaim secara cashless di lebih dari 1.000 Rumah Sakit di Indonesia 

  • 24 jam Contact Center dan Case Monitoring 

  • Layanan eksklusif Personal Medical Assistance 

  • Laporan perhitungan klaim via email 

*PT Lippo General Insurance Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.    

Baca Artikel
5 24-03-2025
8 Penyebab Sakit Perut Sebelah Kiri Muncul dan Pengobatannya! 
Baca Artikel
5 14-04-2020
Lebih Berenergi Setelah Bangun Pagi
Baca Artikel